A. Latar Belakang
Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia, matematika, genetika, mikrobiologi, endokrinologi, fisiologi, kesehatan hewan, dan ilmu alam. Sebagai contoh ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme dan fungsi zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang mungkin kurang dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
Bahan pakan ternak sebagian berasal dari tanaman yang dapat berupa sisa hasil ikutan pabrik. Setiap bahan pakan tersebut mempunyai fungsi dan kandungan zat nutrisi yang berbeda. Zat nutrisi yang ada dalam setiap bahan pakan, ketika dikonsumsi oleh ternak dapat diubah menjadi daging, susu, telur, wol, energi dan lain-lain. Seorang peternak yang menginginkan produksi daging, telur, susu dan wol yang tinggi dari usaha peternakannya, maka peternak tersebut harus memberikan pakan/ransum ransum yang sempurna.
Perkembangan ilmu nutrisi hingga saat ini telah menemukan berbagai macam zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan produksi ternak, yaitu:
1. Karbohidrat 25 macam
2. Asam Lemak 15 macam
3. Asam amino 20 macam
4. Unsur hara (mineral) 18 macam
5. Vitamin 16 macam
B. Ruang Lingkup Isi
Pengertian Ilmu Nutrisi
Ilmu nutrisi (Nutrience Science) merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan minuman dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh. Dalam ilmu nutrisi dikenal istilah zat nutrisi (Nutrients), yaitu ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Sedangkan nutrisi (Gizi) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu nutrisi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan. Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu : (1) Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh). (2) Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seekor ternak karena gizi berkaitan dengan perkembangan jaringan tubuh, reproduksi, dan produksi.
Dalam kehidupan seekor ternak proses pergantian sel-sel tubuhnya secara terus menerus berlangsung. Pergantian sel yang lama dengan baru membutuhkan energi yang dapat diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Serangkaian proses yang terjadi pada seekor ternak mulai dari mengambil dan mengasimilasikan pakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pergantian selnya diistilahkan sebagai ilmu nutrisi ternak. Ilmu nutrisi ternak dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menjelaskan hubungan antara seekor ternak dengan lingkungannya untuk kelangsungan hidupnya. Lingkungan yang dimaksud disini adalah pakan yang mengandung zat-zat makanan tertentu (nutrisi).
Perkembangan Ilmu Nutrisi
Pada awal abad ke 20 ilmu nutrisi merupakan ilmu tersendiri yang banyak dikaji oleh ilmuwan yang sebelumnya telah dirintis oleh A.L. Lavoiser pada tahun 1743-1794. A.L Lavoiser adalah seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis yang dihukum mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Proses respirasi dan pembebasan energi (kalorimeter) merupakan titik awal percobaan A.L Lavoiser dalam perkembangan ilmu pengetahuan nutrisi, sehingga banyak orang memberinya gelar sebagai “Bapak Ilmu Gizi”.
A.L Lavoiser berpendapat bahwa panas yang terdapat pada tubuh hewan berasal dari proses oksidasi didalam tubuhnya. Menurut A.L Lavoiser bahwa pembakaran merupakan proses oksidasi, yang dapat dilihat pada proses pernafasan. Dalam proses pernafasan terjadi kombinasi dari karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) yang di hirup dari udara, pada proses ini jumlah oksigen yang dapat dihirup dan karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh tubuh tergantung pada konsumsi pakan dan aktivitas pekerjaan.
Ruang Lingkup Ilmu Gizi
Sekitar 100 tahun setelah penelitian A.L Lavoiser, pada abad ke-19 ilmu makanan klasik mengemukakan bahwa semua bahan makanan dapat dibagi dalam 4 komponen, yaitu (1) karbohidrat (2) lemak (3) protein (4) mineral. Lemak dan karbohidrat dapat saling menggantikan dalam batas-batas tertentu, sedangkan protein tidak dapat digantikan oleh karbohidrat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Penemuan keempat zat makanan (nutrisi) tersebut telah meimbulkan presepsi pada saat itu, bahwa hanya karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh agar dapat berfungsi normal.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada permulaan abad ke-20, menunjukan, bahwa protein mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan ternak non-ruminansia. Kondisi ini telah menyebabkan penelitian terus dilakukan untuk mencari jawaban terhadap pengaruh protein terhadap perbedaan pertumbuhan ternak ruminansia tadi. Usaha tersebut ternayata tidak sia-sia, ilmuawa berhasil mengungkapkan bahwa perbedaan pertumbuhan ternak tersebut disebabkan adanya asam-asam amino di dalam protein.
Penelitian yang dilakukan sejak tahun 1887-1905 yang dilakukan dengan membuat ransum murni “purified diet” yang berisi zat-zat makanan (nutrisi) yang telah diketahui pada saat itu, hasilnya menunjukan pertumbuhan dan kesehatan dari ternak penelitian tidak optimal. Hasil penelitian penggunaan ransum murni menjelaskan bahwa pertumbuhan dan kesehatan ternak tersebut tidak normal karena ransum kurang mengandung vitamin. Hasil tersebut telah menunjukan, bahwa vitamin sebagai salah satu zat nutrisi yang esensial bagi tubuh ternak yang banyak diteliti oleh ilmuawan pada awal abad 20.
Salah zat makanan yang juga penting dalam pakan/ransum ternak adalah mineral yang diketahui banyak terdapat dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan jenis mineral kalsium dan zat besi sebagai salah satu zat esensial. Beberapa tahun kemudia ilmua Ringer (1885) dan Locke (1990), menjelaskan hasil penelitiannya bahwa cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Pada awal abad 20, ilmuawa Loeb melakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
PENUTUP
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
Penulis : Muhammad Nur Hidayat
Admin Web : Muh. Arsan Jamili