Teknologi Inseminasi Buatan Pada Unggas

  • 13 Januari 2021
  • 12:32 WITA
  • Admin FST
  • Berita

Inseminasi buatan (IB) pada unggas merupakan salah satu cara pembuahan atau fertilisasi dengan bantuan manusia. Semen yang ditampung dari ternak jantan dimasukkan langsung ke dalam saluran reproduksi (vagina) ternak betina produktif. Dalam prakteknya teknik IB pada unggas adalah suatu teknik mengawinkan secara buatan dengan memasukkan semen yang telah diencerkan dengan pengenceran tertentu ke dalam saluran reproduksi ternak betina. IB biasanya dilakukan untuk membuahi telur-telur ternak betina produktif (fase bertelur) yang terpisah dari ternak jantan. IB merupakan salah satu teknologi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak yang praktis baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang didalamnya terdiri atas perakitan beberapa teknik, yaitu teknik penampungan semen, teknik pengenceran semen dan penanganannya, serta teknik fertilisasi atau pembuahan dan keberhasilannya.

Penerapan teknik IB pada ternak unggas terutama ayam lokal dan itik antara lain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan reproduksi ternak betina untuk menghasilkan telur tetas, meningkatkan jumlah produksi telur tetas hasil IB melalui seleksi induk dan pejantan yang berprestasi tinggi untuk menghasilkan telur, meningkatkan produksi DOC/DOD yang seragam dalam waktu relatif singkat. Pada akhirnya peningkatan produktivitas dan populasi unggas (ayam lokal dan itik) dapat tercapai dengan penerapan teknologi IB.

Pemanfaatan teknik IB pada industri pembibitan unggas ras telah lama dikembangkan, sedangkan di Indonesia khususnya di tingkat peternak istilah IB mulai terdengar pada awal tahun 90-an. Teknologi ini mendapat sambutan hangat dari para peternak karena pelaksanaannya relatif sederhana dan mudah, peralatan yang digunakan sederhana, mudah diperoleh dengan harga murah. Teknik IB sangat cocok sekali dengan sistem pemeliharaan kandang batere.

Manfaat Inseminasi Buatan

  • Memperoleh telur-telur tetas dari ternak unggas betina yang ditempatkan dalam kandang batere terbatas, yang tidak memungkinkan untuk kawin alam.
  • Memudahkan seleksi keturunan yang kita inginkan berdasarkan identitas induk dan pejantan yang jelas. Hal ini memungkinkan dilakukannya seleksi dan persilangan antar induk yang memiliki mutu genetik unggul, sehingga dapat dihasilkan anakan unggul untuk tujuan tertentu (tujuan telur, daging, atau dwiguna).
  • Menanggulangi rendahnya fertilitas akibat kawin alam.
  • Memudahkan pengaturan produksi telur-telur tetas dalam memenuhi kebutuhan telur tetas dan anak-anak ayam/itik umur sehari (DOC/DOD) sehingga dapat dihasilkan DOC/DOD dalam jumlah banyak, seragam dalam waktu yang relatif singkat.
  • Meningkatkan efisiensi penggunaan pejantan, menghemat jumlah pejantan yang harus dipelihara, karena semen yang akan diinseminasikan dapat diencerkan sampai jumlah konsentrasi spermatozoa yang minimal yang baik untuk pembuahan yang efektif.

Kekurangan/kelemahan Inseminasi Buatan

  • IB hanya dapat dilakukan dalam jumlah ternak terbatas, membutuhkan waktu dan tenaga lebih dibandingkan dengan sistem perkawinan alam dalam kandang litter.
  • Harus dilakukan hati-hati untuk menjaga kualitas semen tidak terkontaminasi kotoran dan matinya spermatozoa karena kotoran dan pengaruh sinar ultra violet matahari.
  • Penanganan semen pejantan yang tidak tepat dapat menghasilkan fertilitas yang rendah.
  • Kekurang hati-hatian dapat menimbulkan luka pada alat maupun saluran reproduksi ternak.

 

Sumber : Balai Penelitian Ternak Kementrian Pertanian (http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=243:ib&catid=67:utm)